Komunikatorharus membayangkan daya tarik atau tema pesan iklan yang menghasilkan respon dari konsumen yang dikehendaki. Menurut Kotler terdapat tiga tipe daya tarik yaitu: 1. Daya tarik rasional Berkaitan dengan minat pribadi sasaran. Daya tarik ini menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang diinginkan.

- Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 45, mengenai judul iklan, pesan - pesan, dan daya tariknya. Dalam tulisan artikel ini berisi penjelasan tentang kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 45, mengenai judul iklan, pesan - pesan, dan daya tariknya. Untuk kalian para siswa kelas 8 SMP tentu pasti memiliki keinginan agar bisa mengerjakan semua soal yang diberikan dengan baik, terutama soal halaman 45 ini pada mapel Bahasa Indonesia. Baca Juga Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 86, Mengenai Perbedaan dan Persamaan Teks Prosedur Kunci jawaban ini sendiri dibuat dengan tujuan agar para siswa bisa terbantu dengan mudah, ketika mengerjakan dan menyelesaikan tugas bahasa Indonesia yang diberikan. Kunci Jawaban Mapel Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 45 Kerjakanlah soal-soal berikut secara berdiskusi! 1. Tuliskanlah tiga judul iklan elektronik, serta pesan-pesan yang disampaikan serta daya tarik iklan tersebut! Alternatif jawaban a. Judul iklan Cintai Ususmu Minum Yakult Setiap Hari Pesan-pesan Manfaat dari produk minuman sehat “Yakult” bagi kesehatan ada banyak sekali di antaranya seperti menekan pertumbuhan bakteri jahat, mencegah gangguan pencernaan, serta mengurangi racun di dalam tubuh, dan lain sebagainya. Daya tarik Iklan produk Yakult tersebut sangat menarik karena dapat mengundang minat banyak pembaca/audiens untuk membeli produknya. b. Judul iklan Yuk Pesan Gojek Sekarang Juga! Pesan-pesan Kemudahan dan juga kenyamanan untuk transportasi kendaraan sepeda motor serta mobil melalui pemesanan online. Terkini

Daya tarik. rasional. Daya tarik moral :Pesan periklanan yang ditujukan pada perasaan sasaran mengenai apa yang "benar" atau pada tempatnya. STRUKTUR PESAN. 3 Hal utamadalamstrukturpesan : FORMAT PESAN. Yang perludiperhatikan : Judul (iklan) Tekspesan. Ilustrasi. Warna. Suara. The increasing number of Online Gender-Based Violence OGBV cases in the last six years has made Digital At-Risks SubDivision of SAFEnet Southeast Asia Freedom of Expression Network made "Awas KBGO!" Beware of OGBV! Campaign to give a warning to the public. The use of message appeals as message strategy still doesn't work to increase public awareness. This research to analyze on knowing the strengths and challenges of using message appeals as message strategy on "Awas KBGO!" Campaign. The research method that used is a case study at SAFEnet non-profit organization with data collection techniques, such as interviews, observation, and literature study. The results showed that the "Awas KBGO!" using the message appeals strategy which is divided into two, reasoning appeals and emotional appeals. Emotional appeals that are used generate two feelings, namely positive feelings and negative feelings. The use of campaign messages that create negative feelings in the form of fear appeals is more dominant than positive messages. The strength of the campaign message was in the use of data and facts, meanwhile fear appeals are a challenge because it creates uncomfortable feelings for target audience. The substance of this research contributes in the form of new policy recommendations for SAFEnet to produce humanized campaign messages with positive narration and storytelling techniques. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 352 Copyright © 2020 Published by Department of Communication Studies, Faculty of Political and Social Sciences, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" is an open access article under the CC BY license Ilmu KomunikasiP-ISSN 1693-3028; E-ISSN 2407-8220Accredited Sinta 2 based on the Decree No. 30/E/KPT/2018 Volume 18, No. 3 December 2020, 352-370DOI 23 October 2020, Revised 23 December 2020, Accepted 31 December 2020Penggunaan Message Appeals dalam Strategi Pesan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender OnlineEny Ratnasari1, Suwandi Sumartias2, Rosnandar Romli31,2,3Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas PadjadjaranJl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 45363, IndonesiaEmail eny12001 authorAbstractThe increasing number of Online Gender-Based Violence OGBV cases in the last six years has made Digital At-Risks Sub-Division of SAFEnet Southeast Asia Freedom of Expression Network made “Awas KBGO!” Beware of OGBV! Campaign to give a warning to the public. The use of message appeals as message strategy still doesn’t work to increase public awareness. This research to analyze on knowing the strengths and challenges of using message appeals as message strategy on “Awas KBGO!” Campaign. The research method that used is a case study at SAFEnet non-prot organization with data collection techniques, such as interviews, observation, and literature study. The results showed that the “Awas KBGO!” using the message appeals strategy which is divided into two, reasoning appeals and emotional appeals. Emotional appeals that are used generate two feelings, namely positive feelings and negative feelings. The use of campaign messages that create negative feelings in the form of fear appeals is more dominant than positive messages. The strength of the campaign message was in the use of data and facts, meanwhile fear appeals are a challenge because it creates uncomfortable feelings for target audience. The substance of this research contributes in the form of new policy recommendations for SAFEnet to produce humanized campaign messages with positive narration and storytelling Campaign Message Strategy; Message Appeals; Online Gender-Based Violence OGBV; Social CampaignAbstrakMeningkatnya kasus Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO dalam enam tahun terakhir membuat Sub Divisi Digital At-Risks SAFEnet Southeast Asia Freedom of Expression Network melakukan Kampanye “Awas KBGO!” untuk memberikan warning kepada publik. Strategi pesan dengan menggunakan daya tarik pesan masih belum berhasil untuk meningkatkan awareness publik. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis kekuatan dan tantangan penggunaan message appeals dalam strategi pesan Kampanye “Awas KBGO!”. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada organisasi nirlaba SAFEnet dengan teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampanye “Awas KBGO!” menggunakan strategi pesan message appeals daya tarik pesan yang terbagi menjadi dua yaitu reasoning appeals daya tarik alasan dan emotional appeals daya tarik emosional. Emotional appeals yang digunakan menimbulkan dua perasaan yaitu perasaan positif dan perasaan negatif. Penggunaan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan negatif berupa fear appeals lebih dominan dibandingkan dengan pesan positif. Kekuatan pesan kampanye terletak pada penggunaan data dan fakta, sedangkan fear appeals justru menjadi tantangan karena menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi target audiens. Substansi penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kebijakan baru kepada SAFEnet untuk memperbanyak pesan kampanye yang memanusiakan humanize dengan narasi positif dan teknik kunci Strategi Pesan Kampanye; Message Appeals; Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO; Kampanye SosialPendahuluanKomnas Perempuan mencatat adanya kekerasan terhadap gender jenis baru yaitu kekerasan gender berbasis siber atau online. Kasus kekerasan ini terus mengalami peningkatan selama enam tahun terakhir Komnas Perempuan, 2020. Selama masa pandemi COVID-19, Lembaga Bantuan Hukum APIK Jakarta menyatakan bahwa angka kasus KBGO melonjak tajam hingga menempati posisi kedua setelah kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT. Setiap hari ada satu kasus kekerasan berbasis gender online yang dilaporkan ke LBH APIK Jakarta LBH APIK Jakarta, 2020. Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 353Kekerasan Berbasis Gender Online atau KBGO adalah segala bentuk tindakan yang membuat seseorang tidak aman atau merasa tidak aman, menyerang gender atau seksualitas seseorang, serta difasilitasi oleh internet dan teknologi. KBGO biasanya disebabkan oleh pelanggaran privasi dan/atau melakukan tindakan yang tidak berdasarkan persetujuan konsensual pada satu atau banyak individu sekaligus SAFEnet, 2019.International Center for Research on Women mengistilahkan Kekerasan Berbasis Gender Online sebagai Technology-Facilitated Gender Based Violence TFGBV. Kekerasan ini meliputi penguntitan stalking, penindasan bullying, pelecehan seksual sexual harassment, pencemaran nama baik defamation, ujaran kebencian hate speech, eksploitasi exploitation, dan gender trolling Mueller, Brien-milne, & Wandera, 2018.Merujuk Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2020, ada peningkatan sebesar 300% pada Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO dibandingkan tahun sebelumnya 2019 Komnas Perempuan, 2020. Komnas Perempuan menyatakan bahwa kekerasan jenis ini memiliki pola kekerasan yang semakin rumit karena terjadi dalam ranah digital. Mulai dari pembunuhan karakter hingga pelecehan seksual melalui serangan di dunia maya. Dampak KBGO sama seperti kekerasan seksual yang terjadi di dunia nyata, dampaknya dirasakan langsung dan berjangka panjang pada korban. Pelaku sulit dideteksi serta respon dan perlindungan hukum di Indonesia juga belum memadai karena disederhanakan dalam ranah UU ITE Komnas Perempuan, 2017.Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO adalah kekerasan jenis baru yang terjadi karena perkembangan teknologi. Masyarakat Indonesia masih salah kaprah tentang pengertian kekerasan berbasis gender terlebih kekerasan berbasis gender online. Banyak diantara masyarakat yang belum memahami bentuk-bentuk kekerasan yang dapat menyerang identitas gender di ranah digital khususnya perempuan dan minoritas gender lainnya. Adanya peningkatan kasus KBGO dan kurangnya awareness masyarakat tentang isu ini kemudian membuat SAFEnet Southeast Asia Freedom of Expression Network sebagai organisasi nirlaba yang memperjuangkan hak-hak digital melakukan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO. Kampanye sosial ini diberi nama “Awas KBGO!”. Sejak tahun 2019, kampanye dilakukan dengan memberikan edukasi dan pemahaman pada publik untuk mengenali, mencegah, dan menyikapi kekerasan berbasis gender online. Sejak kampanye ini diluncurkan, SAFEnet melakukan serangkaian kegiatan baik secara online maupun oî§Ÿine. Selama masa pandemi, SAFEnet lebih banyak melakukan secara online dengan memanfaatkan infrastruktur digital untuk menyebarkan pesan kampanye melalui konten-konten di media sosial. Usaha dari Sub Divisi Digital At-Risks SAFEnet untuk membuat sebuah kampanye yang bertemakan anti kekerasan gender berbasis online adalah sebuah keberanian. Sebagai satu-satunya organisasi nirlaba di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak digital dan memiliki kredibilitas untuk menyuarakan tentang keamanan digital, bukan kewajiban SAFEnet untuk membuat kampanye yang berhubungan dengan gender seperti “Awas KBGO!” ini. Kekerasan berbasis gender online difasilitasi oleh teknologi dan tempat kejadian perkara berkaitan dengan teknologi, pada akhirnya SAFEnet membuat kampanye ini. Meski SAFEnet menyadari bahwa kampanye ini tidak dapat dipisahkan dari isu gender dan budaya patriarki yang ada di Indonesia. Tantangan budaya patriarki di Indonesia membuat kampanye ini menjadi kurang diminati oleh masyarakat. Padahal pesan kampanye “Awas KBGO!” penting sebagai langkah preventif dan kuratif. Preventif untuk melindungi diri sendiri dan kuratif karena sistem hukum di Indonesia belum mendukung penanganan kasus KBGO. Tantangan lainnya adalah literasi keamanan digital masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga membuat masyarakat belum memiliki self sensor awareness Novianti & Fatonah, 2018; Wisanggeni, 2020. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370354SAFEnet pun berusaha untuk mengemas pesan kampanye dengan mengkombinasikan unsur literasi keamanan digital, gender, dan kekerasan berbasis gender online. Peneliti menemukan bahwa SAFEnet lebih dominan menggunakan daya tarik pesan message appeals yang menimbulkan emosi negatif yakni fear appeals pendekatan rasa takut. Fear appeals pada dasarnya merupakan pesan persuasif yang didesain untuk menakuti khalayak dengan menggambarkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada mereka bila tidak menuruti perintah yang dilakukan. Pesan ini biasanya menggunakan bahasa yang hidup, personal, dan mengandung muatan informasi yang menarik dengan berbagai detailnya Witte, 1993, 1996.Saat kampanye sosial, pesan adalah yang utama. Hal ini dikarenakan inti dari kampanye adalah pesan. Kampanye mengandalkan kekuatannya untuk memengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang dirancang secara kreatif, sistematis, dan efektif Venus, 2018. Message appeals adalah komponen kunci dari kampanye komunikasi dan sumber penting untuk kampanye yang berpengaruh Hornik, Or, & Rachamim, 2016. Penyelenggara kampanye harus memiliki strategi pesan yang tepat agar kampanye ini dapat emotional appeals can have the advantage of being memorable and contributing to the appreciation of their source. Yet, memorability does not necessarily indicate persuasiveness or actual behavior change Daya tarik emosional yang kuat bisa memberikan keuntungan karena mudah diingat dan memberikan kontribusi apresiasi pada sumber. Ingatan tidak selalu menunjukkan indikator persuasi telah berhasil atau perubahan perilaku yang sebenarnya Perloî””, 2017.Tim Kampanye “Awas KBGO!” menyatakan bahwa kampanye ini ingin memberikan peringatan namun tidak demikian dengan target audiens. Target audiens berpendapat pesan-pesan kampanye hanya cenderung informatif dan kurang menyentuh emosi. Penggunaan pesan yang edukatif dan informatif dapat dilakukan jika organisasi ingin membangun opini publik yang positif Kholisoh, 2015. Peneliti memandang bahwa Sub Divisi Digital At-Risks sebagai Tim Kampanye “Awas KBGO!” belum dapat mengidentikasi karakteristik target audiens dengan tepat sehingga maksud pesan kampanye belum dapat diterima dengan baik. Penyelenggara kampanye yang berkaitan dengan isu gender seperti “Awas KBGO!” tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa target audiens kampanye ini berasal dari berbagai macam gender pula. Perempuan memiliki respon yang berbeda dibandingkan dengan laki-laki terhadap emotional message appeals pesan dengan daya tarik emosi. Perempuan cenderung lebih tertarik pada pesan emotional message appeals dibandingkan laki-laki Hornik et al., 2016; Noble, Pomering, & Johnson, 2014. Adapun penelitian sebelumnya berfokus pada efektivitas penggunaan fear appeals dalam kampanye kesehatan, seperti kampanye “The Real Cost” di Amerika untuk pencegahan tembakau Zhao, Roditis, & Alexander, 2019 dan kampanye vaksinasi HPV Avery & Park, 2018. Di Indonesia, penelitian dilakukan pada kampanye rokok dalam iklan layanan masyarakat Eriyanto & Zarkasi, 2017, penerapan Komunikasi Informasi Edukasi KIE Vasektomi Basuki & Ashrianto, 2020, Beberapa penelitian tentang penggunaan message appeals juga pernah dilakukan dalam kampanye sosial yang bertemakan kampanye keselamatan berlalu lintas. Berto, 2015 meneliti efektivitas penggunaan pendekatan rasa takut dalam pesan kampanye keselamatan jalan di Indonesia yang ditujukan pada kalangan usia muda dan hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik individu menjadi tantangan kampanye. Guttman, 2015 menemukan bahwa kampanye komunikasi berlalu lintas lebih efektif dengan komunikasi persuasif. Ia juga mengkategorisasikan daya tarik pesan persuasi yang digunakan dalam kampanye keselamatan berlalu lintas dari 300 kampanye yang diperoleh dari 41 mengenai penggunaan daya tarik pesan dalam kampanye sosial yang bertema gender belum banyak dilakukan di Indonesia. Padahal kampanye bertema gender Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 355di Indonesia telah banyak dilakukan tetapi belum dapat dikatakan berhasil mengubah perilaku masyarakat yang kental dengan budaya patriarki. Pembahasan tentang kampanye sosial bertema gender yang dilakukan oleh organisasi nirlaba dan memiliki tujuan untuk perubahan pada tataran individu serta membawa perubahan sosial juga masih sedikit. Kampanye “Awas KBGO!” juga memiliki tantangannya tersendiri karena tidak dapat dilepaskan dari isu feminis. Isu feminis sudah mendapat stigma di kampanye anti kekerasan juga sudah masif dilakukan oleh berbagai organisasi baik oî§Ÿine dan online, kenyataannya kampanye yang dilakukan masih belum dapat dikatakan berhasil meningkatkan awareness publik terkait isu ini. Pesan yang dikampanyekan dalam “Awas KBGO!” pun diakui oleh SAFEnet sebagai isu yang sensitif dan kampanye ini juga dihadapkan dengan budaya patriarki yang sudah mengakar di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin membahas tentang kampanye anti kekerasan berbasis gender online. Meski sampai dengan saat ini korban yang paling rentan adalah perempuan dan minoritas gender lainnya transpuan dan transpria. Penelitian bertujuan untuk menganalisis penggunaan message appeals dalam pesan kampanye “Awas KBGO!” yang dilakukan oleh organisasi nirlaba PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada organisasi nirlaba SAFEnet. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi kasus secara mendalam melalui pengumpulan data yang detail serta menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”, serta pada tingkat tertentu menjawab pertanyaan “apa” Creswell, 2007; Yin, 2014. Adapun informan dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel ini termasuk dalam studi kasus eksploratori Creswell, 2007. Peneliti mencoba untuk menguraikan kampanye anti kekerasan berbasis gender online “Awas KBGO!” yang dilakukan oleh organisasi nirlaba SAFEnet. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada para informan, observasi, dan studi pustaka Creswell, 2007; Yin, 2014. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verikasi Miles, Huberman, & Saldana, 2014.Tabel 1. Daftar Informan PenelitianSumber Hasil Penelitian 2020 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370356Hasil Penelitian dan Pembahasan“Awas KBGO!” sebagai Pesan Kunci KampanyeKampanye pada dasarnya adalah pertukaran pesan atau penyampaian pesan antara pembuat pesan kepada penerima pesan. Pesan kampanye adalah hal yang utama karena kampanye dapat dikatakan berhasil jika target audiens memahami pesan yang disampaikan oleh penyelenggara kampanye. Kampanye anti kekerasan berbasis gender online yang dilakukan oleh Sub Divisi Digital At-Risks SAFEnet diberi nama “Awas KBGO!”. “Awas KBGO!” menjadi judul kampanye sekaligus pesan kunci yang ingin disampaikan oleh Sub Divisi Digital At-Risks selaku penyelenggara kampanye. Melalui pesan ini, penyelenggara kampanye ingin memberikan peringatan warning kepada masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi korban Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO. Nenden Sekar Arum menerangkan bahwa Sub Divisi Digital At-Risks memilih kata “Awas” dalam kampanye ini untuk menarik perhatian dari masyarakat agar sadar tentang adanya kekerasan berbasis gender online ini dan berhati-hati dalam dunia digital Wawancara dengan Nenden Sekar Arum, 4 Juni 2020Hasil wawancara dengan Nenden Sekar Arum menjelaskan bahwa awal dari penamaan kampanye “Awas KBGO!” yang juga difungsikan sebagai pesan kunci. Pesan kunci yang ingin disampaikan adalah “Awas Kekerasan Berbasis Gender Online”. Peneliti memandang penggunaan kata “Awas” ini sesuai dengan maksud dari penyelenggara kampanye yang ingin memberikan peringatan kepada target audiens. Kemudian diikuti dengan kata “KBGO” yang merupakan kepanjangan dari kekerasan berbasis gender online. Dengan kata lain, maksud dari pesan kunci yang ingin disampaikan melalui Kampanye “Awas KBGO!” adalah ingin memberi peringatan kepada publik untuk segera menyadari kekerasan berbasis gender online yang semakin marak. Selaras dengan Nenden, Ellen juga menyatakan bahwa penamaan “Awas KBGO!” berkaitan dengan maksud atau tujuan dari kampanye ini yaitu seruan untuk publik agar mawas diri dengan keberadaan Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO Wawancara dengan Ellen Kusuma, 11 Agustus 2020Istilah Kekerasan Berbasis Gender Online atau KBGO adalah istilah baru yang dibuat oleh Sub Divisi Digital At-Risks. Pertama kali istilah ini diperkenalkan oleh SAFEnet kepada masyarakat Indonesia pada akhir Januari 2019 saat konferensi pers SAFEnet peluncuran Buku Panduan untuk Memahami Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO. Istilah ini kemudian diikuti oleh organisasi-organisasi lain termasuk Komnas Perempuan. Penggunaan kata “Awas” dalam pesan kunci “Awas KBGO!” memberi kesan ingin menghimbau dengan menakut-nakuti. Kesan yang ingin ditampilkan dalam pesan ini masuk dalam konsep yang diperkenalkan oleh Kim Witte. Himbauan menakut-nakuti fear appeals pada dasarnya merupakan pesan persuasif yang didesain untuk menakuti khalayak dengan menggambarkan hal-hal buruk yang terjadi pada khalayak bila tidak menuruti perintah yang dilakukan Venus, 2018. Pesan ini biasanya menggunakan bahasa yang hidup, personal, dan mengandung muatan informasi yang menarik dengan berbagai menakut-nakuti memiliki efek dalam mengubah perilaku publik, khususnya pesan yang tidak terlalu menakutkan. Pesan ini masih mampu memberikan ancaman serta mampu menunjukkan jalan keluar tentang yang harus dilakukan khalayak Venus, 2018.Konteks Kampanye “Awas KBGO!” memiliki karakteristik dari target audiens primer menjadi acuan untuk merancang pesan kampanye. Hal dikarenakan target audiens primer dari Kampanye “Awas KBGO!” adalah usia 18-35 tahun yang aktif menggunakan internet dan media sosial. Pesan kampanye yang disampaikan perlu disesuaikan dengan karakteristik rentang usia tersebut dalam menggunakan internet dan bermedia sosial. Penyelenggara kampanye “Awas Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 357KBGO!” berusaha untuk semenarik mungkin dan menyesuaikan target audiens. Upaya penyebaran pesan kampanye melalui media online, Sub Divisi Digital At-Risks menyesuaikan pesan dan menggunakan semaksimal mungkin tur yang ada dalam media tersebut. Nenden Wawancara dengan Nenden Sekar Arum, 4 Juni 2020 menyatakan bahwa Sub Divisi Digital At-Risks berusaha agar pesan yang disampaikan dalam Kampanye “Awas KBGO!” menggunakan istilah yang sederhana disesuaikan dengan target audiens primer kampanye agar mudah dipahami. Penggunaan Daya Tarik Pesan Message Appeals dalam Kampanye “Awas KBGO!”Penggunaan reasoning appeals daya tarik alasan berkaitan dengan penggunaan data, analogi, dan simulasi dalam penyampaian pesan kampanye. Pesan-pesan Kampanye “Awas KBGO!” menggunakan data untuk memberikan pesan yang informatif kepada target audiens. Penggunaan data lebih banyak digunakan dalam pesan yang disampaikan melalui kampanye online. Contohnya adalah pengungkapan temuan hasil dari survei pelecehan seksual di dunia kerja survei pelecehan kerja selama work from home wfh seperti yang terlihat pada Gambar analogi dan simulasi lebih banyak digunakan dalam pesan kampanye yang disampaikan secara oî§Ÿine oleh Spokesperson. Spokesperson dari Kampanye “Awas KBGO!” menyadari penggunaan analogi dan simulasi dapat mempermudah audiens untuk memahami informasi yang disampaikan. Seperti pada saat spokesperson menjelaskan tentang pengetahuan dasar keamanan digital. Spokesperson menggunakan kata “telanjang” sebagai simbol dari semakin terbukanya informasi tentang pengguna di dunia digital Gambar 2. Pernyataannya adalah sebagai berikut, “Semakin canggih teknologi, semakin Ia memudahkan hidup kita, semakin telanjang pula kita.”Analogi lain yang disampaikan pada kampanye oî§Ÿine adalah analogi untuk memberikan gambaran kepada audiens tentang data pribadi yang boleh dibagikan dan tidak dibagikan di dunia digital. Spokesperson menggunakan analogi “KTP Kartu Tanda Penduduk yang ditempel di angkot”. Analogi ini dimaksudkan agar target audiens dapat membayangkan dengan mudah peristiwa KTP yang memuat data pribadi didalamnya dan dengan setting angkot. Diakui oleh Ellen Kusuma, sulit bagi target audiens untuk memahami tentang sesuatu boleh disebarkan atau tidak di dunia digital. Oleh karena itu, dengan analogi “KTP yang ditempel di angkot” audiens diharapkan lebih dapat memahami. Spokesperson menggunakan analogi tersebut karena hal tersebut dianggap peristiwa yang bisa dibayangkan semua. Ide dari analogi ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi Gambar 1. Hasil Survei Pelecehan Seksual di Dunia Kerja Selama Work from Home WfH Sumber Twitter 2020Gambar 2. Slide Presentasi yang Digunakan dalam Kampanye Oî§ŸineSumber Hasil Penelitian 2020 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370358dari Spokesperson yang sering melihat banyak tempelan di angkot. Ellen beranggapan bahwa setting di angkot adalah yang paling common dan orang lain bisa membayangkannya jika KTP ditempel di angkot. Wawancara dengan Ellen Kusuma, 11 Agustus 2020Adapun untuk simulasi digunakan dalam kampanye oî§Ÿine dan disampaikan oleh Spokesperson. Salah satu simulasi dilakukan untuk menyadarkan audiens bahwa terdapat tur di gawai yang dapat membuat jejak digital abadi. Simulasi ini tidak langsung dilakukan saat ada instruksi diawal paparan, tetapi dilakukan pada akhir paparan. Simulasi baru dilakukan pada akhir pemaparan sebelum menutup pemaparan. Pertanyaan Spokesperson pada saat awal pemaparan adalah “Rata-rata butuh sama atau kurang dari 5 klik untuk share sebuah konten. Ada 2 tur sederhana nan abadi di handphone yang bikin konten kamu dari privat jadi publik. Fitur apakah itu? Silakan dijawab diakhir nanti.” Dalam konteks pesan kampanye, simulasi ini dilakukan agar target audiens dapat lebih memahami, mengingat, dan waspada tentang betapa mudahnya konten yang tadinya privat menjadi selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun nonverbal, yang diharapkan memancing respons tertentu dari khalayak Venus, 2018. Applbaum dan Anatol 1986 dalam Venus, 2018 menekankan pentingnya menyadari bahwa kegiatan kampanye mengandalkan pesan-pesan simbolik. Melalui perantara simbol, pesan-pesan kampanye dirancang secara persuasif, kreatif, dan sistematis agar dapat memunculkan respons tertentu pada pikiran khalayak. Agar respons tersebut muncul, perlu adanya kesamaan pengertian tentang simbol-simbol yang digunakan diantara perencana/pelaku kampanye dan penerima. Oleh karena itu, menciptakan kesamaan makna commonness antara perencana atau pelaku kampanye dan penerima pesan adalah dasar tercapainya tujuan kampanye yang bersifat makna antara spokesperson dan target audiens adalah karena analogi yang digunakan sebagai contoh sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari target audiens. Spokesperson mencari analogi yang hampir dialami oleh semua orang dan spokesperson juga mengalami. Pengalaman spokesperson dalam keseharian penting untuk dapat menjadi inspirasi dalam memberikan analogi kepada target Kampanye “Awas KBGO!” juga senantiasa berhati-hati dalam pemilihan kata yang digunakan dalam pesan kampanye. Kehati-hatian menjadi salah satu aspek yang paling diperhatikan dalam strategi pesan pada Kampanye “Awas KBGO!” Terlebih SAFEnet selalu memegang prinsip untuk berperspektif korban berpihak pada korban dalam penyampaian pesannya. Dengan kata lain, Sub Divisi Digital At-Risks memilah dan memilih kata-kata yang paling pantas sebagai pesan kampanye agar dapat menyampaikan pesan secara benar dan tidak menyakiti pihak manapun. Berkaitan dengan Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO, banyak kosa kata baru tentang yang menggunakan Bahasa Inggris. Sub Divisi Digital At-Risks pun harus mencari padanan kata yang tepat dan mendeskripsikannya secara singkat dan padat dalam Bahasa Indonesia. Nenden Sekar Arum sebagai Anggota Sub Divisi Digital At-Risks menjelaskan bahwa dalam penyampaian pesan kampanye “Awas KBGO!”, SAFEnet ingin menyampaikan hal yang benar dan berperspektif korban sehingga tidak menjadikan korban dua kali dan tidak menyakiti pihak manapun. “Gini, kalau terkait dengan isu-isu perempuan dan isu-isu yang sensitif itu, itu ya memang akhirnya nggak cuman Ilmu Komunikasi aja yang dipakai. Tapi bagaimana perspektif korban itu sangat penting. Jadi, kita bukan hanya amplify isu tapi bagaimana kita bisa menyampaikan isu itu dengan benar, baik, dan tidak menyakiti atau membuat korban menjadi korban dua kali.” Nenden Sekar Arum, 4 Juni 2020 Kehati-hatian dalam pemilihan kata dalam Kampanye “Awas KBGO!” ini berdasarkan pengalaman mereka sebagai relawan SAFEnet. Sebelum akhirnya ada Sub Divisi Digital At-Risks dan mengadakan kampanye ini, mereka Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 359sudah terlebih dahulu banyak terlibat dalam penanganan kasus kekerasan siber dan kekerasan berbasis gender online. Dengan kata lain, penyelenggara kampanye “Awas KBGO!” adalah praktisi kampanye sosial. Sayangnya, Sub Divisi Digital At-Risks melakukan perencanaan hingga evaluasi kampanye tanpa mempelajari lebih jauh mengenai kampanye komunikasi ataupun meminta saran dari para ahli komunikasi kampanye sosial. Meski demikian, kampanye yang baru diadakan pada November 2019 ini tetap berjalan dan mendapat respon yang cukup baik dari target audiens satu upaya yang dilakukan SAFEnet yang mencerminkan kehati-hatian dalam pemilihan kata dan berperspektif gender adalah penggunaan istilah “penyebaran konten intim tanpa persetujuan” sebagai pengganti istilah revenge porn. Ellen bersama dengan Sub Divisi Digital At-Risks memaknai istilah revenge porn sebagai istilah yang problematik dan menyalahkan korban. Istilah revenge porn cenderung melihat korban sebagai pihak yang salah. Dalam istilah ini ada upaya dari pelaku untuk balas dendam kepada korban karena korban telah berbuat salah kepada 2. Penggunaan Reasoning Appeals Daya Tarik dengan Alasan dengan Menggunakan Data, Analogi, dan SimulasiSumber Hasil Penelitian 2020 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370360Dalam setiap kesempatan, Spokesperson kampanye konsisten menyampaikan pesan bahwa penggunaan istilah “revenge porn” tidak tepat.“Sebenarnya kami kurang suka menggunakan kata revenge porn’ karena problematik ya. Revenge itu kan balas dendam artinya dan porn itu adalah pornogra. Revenge itu seakan-akan pelaku berhak melakukan hal ini karena si korban sudah salah duluan ke dia pelaku. Jadi, si pelaku mengancam korban ini untuk balas dendam gitu. Jadi, seakan-akan posisi korban sudah salah dulu, gitu. Dan kata porn atau pornography lebih identik dengan konten-konten hiburan dalam artian entertainment. Kita tidak bisa memungkiri hal itu bahwa porn is part of an entertainment industry. Nah disitu menurut saya problem-nya adalah porn ini sendiri adalah industri entertainment atau industri hiburan. Itu seakan-akan yang namanya konten intim itu ya pornogra. Padahal konten intim yang barangkali diserahkan oleh korban kepada pelaku baik consented maupun non-consented itu sendiri adalah konten yang bukan ditujukkan untuk dunia hiburan. Itu hanya ditujukkan untuk pasangannya. Mereka sedang berada dalam relasi intim. Jadi, kata revenge porn ini memang problematik kalau bagi kami walaupun kami masih tetap menggunakannya... Pernyataan Ellen Kusuma dalam Seminar Daring Magdalene Learning Club “Digital Safety 101” pada Selasa, 28 Juli 2020Peneliti merangkum penggunaan reasoning appeals daya tarik dengan alasan dengan Menggunakan Data, Analogi, dan Simulasi pada Tabel 2. Penggunaan Daya Tarik Emosional Emotional Appeals dalam Kampanye “Awas KBGO!”Penggunaan Appeals to Negative Emotions Daya Tarik yang Menimbulkan Emosi NegatifPenggunaan daya tarik pesan yang menimbulkan perasaan negatif yaitu 1 Penggambaran kengerian akibat kekerasan berbasis gender online dengan berfokus pada Tabel 3. Penggunaan Appeals to Negative Emotions Daya Tarik yang Menimbulkan Emosi NegatifSumber Hasil Penelitian 2020 Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 361cerita korban bahwa siapa saja dapat menjadi korban serta bentuk dan dampak KBGO; 2 Fokus pada pengalaman yang dialami oleh korban seperti blamming, shaming, dan satu contoh pesan yang menimbulkan perasaan negatif adalah unggahan utas thread di Twitter tentang kasus fetish bungkus jarik yang korbannya adalah laki-laki. Utas ini bertuliskan, “Hati-hati dengan modus KBGO berkedok penelitian, tweeps!-utas1/3 -” Utas ini mendapat engagements tertinggi dalam kampanye “Awas KBGO!” di Twitter dengan rata-rata engagements Fitur utas thread memudahkan pengguna Twitter untuk menyampaikan pesan panjang dengan lebih sistematis. Utas ini dibuat sebagai bentuk sikap dari Tim Kampanye “Awas KBGO!” untuk semakin menyadarkan masyarakat bahwa kekerasan berbasis gender online bisa menyerang gender apapun termasuk laki-laki dengan cara-cara yang tidak disadari. Ellen Kusuma menjelaskan alasan SAFEnet akhirnya membuat unggahan tersebut, “Karena modus tersebut tidak hanya baru itu saja dari hasil pantauan kami. Sudah beberapa kali terjadi dan kami putuskan untuk membuatnya.” Wawancara dengan Ellen Kusuma, 11 Agustus 2020 Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO dengan modus penelitian yang lebih dikenal dengan kasus fetish bungkus kain jarik dilakukan oleh Gilang, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Kasus ini sempat menjadi perbincangan dan trending topic di Twitter. Gilang melakukan Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO dengan meminta data pribadi korbannya seperti nomor handphone, foto, dan video sesuai permintaannya dengan berkedok penelitian. Hal ini menjadi perbincangan di Twitter dikarenakan korban dari Gilang membuat utas thread tentang pengalaman Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO yang dialaminya. Saat kasus tersebut ramai diperbincangkan, Sub Divisi Digital At-Risks mengambil momentum dengan membuat utas. Peneliti memandang langkah tersebut sangat tepat karena dalam menyampaikan pesan kampanye tentang Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO perlu adanya strategi pesan yang menyentuh emosi audiens. Kemudian agar pesan kampanye yang sampaikan dapat disadari, dipahami, dan diingat oleh target audiens adalah dengan mengambil momen terjadinya kasus yang sedang hangat diperbincangkan di media sosial seperti ini. Dalam utas tersebut, Tim Kampanye “Awas KBGO!” ingin masyarakat lebih berhati-hati dengan modus operandi baru dalam kekerasan berbasis gender online yaitu mengumpulkan data pribadi berkedok penelitian. Pesan disampaikan dengan menggunakan tur utas thread dari Twitter karena pesan memang harus dipisah untuk mempermudah pemahaman. Tim “Awas KBGO!” membaginya menjadi tiga, yaitu pesan himbauan, informasi, dan tips agar tidak menjadi korban. Pada unggahan terakhir diberi tautan link menuju Buku Panduan tentang Memahami Kekerasan Berbasis Gender Online yang telah dibuat oleh Sub Divisi Digital At-Risks ini dibuka dengan sebuah gambar yang didalamnya ada penggunaan simbol segitiga yang ada tanda seru didalamnya, kemudian ada kata-kata “Halo, salam kenal. Saya dari Universitas Ternama dan sedang melakukan penelitian, boleh nggak minta nomor hape kamu, foto tubuh kamu, video kamu...” dan ditutup dengan tulisan berwarna merah “Hati-Hati Ini Modus!” Tim “Awas KBGO!” memberikan pesan agar masyarakat berhati-hati dan menghimbau untuk tidak sembarangan menyerahkan data pribadi pada pelaku yang menggunakan modus penelitian. Utas ini dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan tentang modus kekerasan berbasis gender online yang mengumpulkan data pribadi calon korban dengan mengatasnamakan diri sebagai mahasiswa yang melakukan penelitian. Data pribadi tersebut mulai dari foto atau video, nomor handphone, hingga nomor rekening karena diiming-imingi dengan uang. Jika data pribadi ini digunakan secara tidak bertanggung jawab, maka berpotensi pada kekerasan online dan kekerasan berbasis gender online. Selain itu, unggahan ini juga dilengkapi dengan hashtags HatiHatiIniModus. Peneliti merangkum penggunaan daya tarik pesan yang menimbulkan emosi negatif appeals to negative emotions pada Tabel 3. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370362Penggunaan Appeals to Positive Emotions Daya Tarik yang Menimbulkan Emosi PositifPenggunaan daya tarik pesan yang menimbulkan perasaan positif dilakukan dengan taktik pesan yang berempati kepada korban dan tindakan kolektif. Pesan-pesan yang berempati kepada korban terlihat pada unggahan yang ada di laman Secreto “Cerita KBGO”. Laman ini bertujuan sebagai tempat bercerita yang aman bagi korban kekerasan berbasis gender online sehingga korban tidak merasa sendirian dalam menghadapi kekerasan ini. Tim kampanye “Awas KBGO!” mencoba membangun komunikasi yang berperspektif korban dan tanpa penghakiman kepada korban yang telah bercerita. Pesan yang disampaikan melalui kolom reply merupakan bentuk komunikasi positif yang berarti bagi korban kekerasan berbasis gender lain adalah pernyataan sikap SAFEnet terkait kasus yang menimpa seorang aktris Tara Basro. Tara mengunggah foto dirinya dalam media sosial Instagram untuk mengkampanyekan tentang body positivity. Unggahan tersebut dianggap melanggar Undang-Undang ITE pasal Kesusilaan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. SAFEnet kemudian mengkritik sikap Kementerian Kominfo karena penggunaan pasal karet Undang-Undang ITE dan membatasi kebebasan berekspresi tindakan kolektif dilakukan bersama dengan Mitra SAFEnet. Kampanye sosial seperti “Awas KBGO!” tidak dapat dilakukan sendirian, Meski belum ada ajakan kerjasama secara formal, berbagai stakeholder sudah ikut mengedukasi masyarakat tentang KBGO. Diantaranya adalah Lembaga Pemerintah Komnas Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Civil Society Organization Never Okay Project, Yayasan Pulih, Jakarta Feminist, Hope Helps Universitas Indonesia, Samahita Bandung, serta jaringan gerakan perempuan lainnya, Lembaga Bantuan Hukum Tabel 4. Penggunaan Appeals to Postive Emotions Daya Tarik yang Menimbulkan Emosi PositifSumber Hasil Penelitian 2020 Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 363LBH APIK Jakarta, Media Magdalene, Konde, Digital Platform Google, Facebook, Twitter, dan Digital Inuencer Kalis Mardasih.Peneliti merangkum penggunaan daya tarik pesan yang menimbulkan emosi positif appeals to positive emotions pada Tabel 4. Implementasi Penggunaan Message Appeals dalam Media Sosial Twitter Twitter masih menjadi media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Pew Research Center, yang menyatakan bahwa Tabel 5. Sepuluh Tweets dengan Engagement Tertinggi pada Periode November 2019 hingga Agustus 2020 Sumber Hasil Penelitian 2020 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370364Twitter menjadi platform media sosial tertinggi kelima yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yakni sebesar 56%. Indonesia menempati peringkat delapan dunia untuk menjangkau audiens. Meski penggunaan Twitter di Indonesia masih dibawah Instagram, perbincangan di Twitter tetap mendapat perhatian dan mempengaruhi alur informasi yang beredar di internet. Peneliti beranggapan bahwa trending topic di Twitter sering menjadi bahan penelitian ilmiah, menjadi tajuk utama media, dan bahan diskusi publik secara oî§Ÿine. Media sosial Twitter menjadi salah satu media sosial yang digunakan SAFEnet dalam upaya mengkampanyekan anti kekerasan berbasis gender online. Twitter menjadi platform media sosial yang menawarkan pesan ringkas karena unggahan karakter pada Twitter terbatas hanya 280 karakter. Sebagai media sosial yang berkonsep microblogging, Twitter makin berkembang dengan memberikan tur untuk lebih dapat berinteraksi sesama pengguna Twitter. SAFEnet membuat akun Twitter safenetvoice sejak Juni 2013. Sampai dengan 10 Agustus 2020, pengikut akun Twitter safenetvoice telah mencapai pengguna dan telah membagikan tweets sebanyak Twitter mengembangkan sejumah tur untuk meningkatkan pengalaman pengguna Twitter. Sejumlah tur baru membuat Twitter lebih interaktif dan atraktif. Salah satu diantaranya adalah Twitter memberikan tur pinned untuk tweet yang menurut pemilik akun perlu dibaca oleh pengunjung prol pemilik akun Twitter tersebut dan berada pada beranda prol pemilik akun Twitter. Fitur pinned tweet dapat difungsikan juga sebagai pengingat. Fitur ini pun dimanfaatkan oleh SAFEnet. Sampai dengan Agustus 2020, tweet yang di-pinned dalam halaman prol akun Twitter safenetvoice adalah mengenai Laporan Tahunan SAFEnet pada tahun 2018. Laporan ini berguna bagi followers dan pengunjung akun yang ingin membaca lebih lengkap tentang hal-hal yang telah diperjuangkan oleh kampanye melalui Twitter dirasa penting bagi SAFEnet karena mengingat pengguna Twitter di Indonesia dan followers Twitter safenetvoice juga cukup banyak. Peneliti mengamati pesan-pesan yang disebarkan dalam Twitter SAFEnet dan menyimpulkan bahwa SAFEnet menyamakan konsep content plan dengan media sosial Instagram SAFEnet. Disamping itu, laju linimasa timeline Twitter juga sangat cepat sehingga penyebaran pesan terkesan melihat bahwa SAFEnet pun memiliki audiens sasaran dalam pemakaian media Twitter meski tidak diungkapkan secara langsung. Peneliti berpandangan bahwa melalui media sosial Twitter, SAFEnet mencoba menyasar pengguna yang lebih memilih untuk mencari informasi yang cepat dan singkat. Penggunaan bahasa yang singkat, sederhana, dan mudah dipahami menjadi strategi SAFEnet agar followers akun SAFEnet tertarik untuk membaca pesan tersebut. Melalui Twitter, informasi tersebut disampaikan disertai visual yang mendukung. Peneliti melakukan analisis terhadap pesan-pesan yang diunggah dalam bentuk tweet dan aktivitas yang dilakukan oleh SAFEnet dalam akun Twitter safenetvoice selama November 2019 hingga Agustus 2020. Dengan bantuan perangkat lunak analisis media sosial bernama Keyhole, peneliti menemukan sejumlah hal yang penting untuk diulas lebih lanjut. Total engagements yang didapatkan dalam akun safenetvoice adalah dengan rincian rata-rata sebuah unggahan disukai sebanyak 142 dan rata-rata sebuah unggahan di-ReTweets sebanyak 106. Peneliti merangkum 10 tweets tentang Kampanye “Awas KBGO!” dengan engagement tertinggi periode November 2019 hingga Agustus 2020 dalam tabel Tim “Awas KBGO!” mencoba untuk menyampaikan pesan yang bersifat informatif dengan memberikan empat tips aman dalam menyikapi modus kekerasan berbasis gender online yang berkedok penelitian. Tips tersebut adalah verikasi identitas peneliti, verikasi tujuan penelitian, tidak menyerahkan nomor ponsel, dan hindari tergiur diimingi uang. Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 365Interaksi yang tercipta dalam Twitter SAFEnet safenetvoice lebih banyak terjadi antar sesama pengguna Twitter baik itu followers SAFEnet maupun bukan. Sejauh SAFEnet menggunakan Twitter, followers dan pengunjung akun melakukan interaksi dalam kolom reply dan melakukan ReTweets dan berkomentar. Dalam kolom reply yang berkaitan dengan pesan-pesan kampanye “Awas KBGO!”, peneliti menemukan bahwa followers dan pengunjung merespon mengenai isu yang sedang dibahas. Peneliti menemukan ada dua respon yakni netral dan negatif peneliti temukan pada kolom balasan reply tweet yang menghimbau agar masyarakat tidak meneruskan pesan yang bermuatan kekerasan seksual terlebih jika menampilkan identitas korban. Tweet ini juga menautkan akun KomnasPerempuan. Tweet tersebut kemudian menuai balasan yang bernada negatif dari pengguna Twitter. Salah satunya akun NUGROS13 yang menuliskan, “Kalau gak viral dulu ya kalian gak kerja”. Kemudian AndriSitumorang yang menuliskan, “Mana ni SJW suaranya?” Respon negatif oleh pengguna Twitter terhadap pesan yang berkaitan dengan kampanye anti kekerasan berbasis gender online, menguatkan pernyataan dari Nenden Sekar Arum sebagai penyelenggara kampanye. Ia menerangkan bahwa sebelum dibuatnya kampanye “Awas KBGO!”, SAFEnet harus siap dengan kelompok yang kontra. Kelompok kontra ini muncul dalam segala hal yang berhubungan dengan kampanye Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual RUU PKS. Kampanye “Awas KBGO!” masuk dalam kampanye yang mendukung kampanye besar RUU PKS. Wawancara dengan Nenden Sekar Arum, 4 Juni 2020Sub Divisi Digital At-Risks memang mengakui bahwa mereka hanya fokus pada media sosial Instagram untuk penyebaran pesan kampanye “Awas KBGO!”. Peneliti melakukan pengamatan pada unggahan yang berkaitan dengan kampanye anti kekerasan berbasis gender online pada akun SAFEnet sejak November tahun 2019 lalu. Peneliti menyimpulkan bahwa Sub Divisi Digital At-Risks memang fokus mengemas pesan kampanye dalam bentuk gambar karena prioritas pengunggahan ada pada Instagram. Barulah setelah itu akun media sosial lain seperti Twitter sehinga di Twitter pun banyak unggahan gambar. Sebaiknya SAFEnet dapat memanfaatkan media sosial Twitter untuk merangkai kata, bukan hanya sebagai media untuk menyebarkan pesan bergambar. Hal ini berdasar dari analisis Twitter yang peneliti lakukan melalui social media analytics Keyhole bahwa engagements tertinggi adalah unggahan hasil analisis Keyhole social media analytics dapat disimpulkan bahwa SAFEnet lebih banyak melakukan aktivitas interaksi seperti membalas pesan reply dan Retweet. Sedangkan aktivitas yang paling tinggi engagement-nya adalah teks. Aktivitas Reply dan Retweet dalam akun Twitter safenetvoice lebih banyak dari unggahan yang mereka lakukan. Retweet yang dilakukan oleh akun Twitter SAFEnet bukan karena mereka kekurangan konten, tetapi lebih kepada beberapa kerjasama yang dilakukan oleh dengan mitra SAFEnet. Seperti mengadvokasi sebuah kasus bersama dengan lembaga pengada layanan lainnya, mengadakan penelitian, hingga menjadi narasumber. Retweet yang dilakukan oleh akun Twitter SAFEnet juga masih berkaitan dengan isu yang mereka perjuangkan. Dalam konteks kampanye “Awas KBGO!” masih relevan dengan pesan kampanye yang ingin disampaikan sehingga dapat menambah literasi pengurus SAFEnet dan followers akun Twitter SAFEnet. SAFEnet juga lebih banyak membuat cuitan dengan kombinasi media, baik foto, link, dan gif. Sedangkan, audiens Twitter lebih menyenangi cuitan yang hanya berupa teks memiliki sejumlah kelebihan sebagai media sosial microblogging yang sederhana, memiliki karakter yang eksibel, dan dapat diikuti oleh jumlah akun yang tak terbatas. Twitter seharusnya dapat dimanfaatkan lebih maksimal oleh Tim Kampanye “Awas KBGO!”. SAFEnet secara umum masih kurang memaksimalkan segala tur yang ada di Twitter. Utamanya dengan membuat tweet secara berkala. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370366Menurut pandangan peneliti, Tim Kampanye “Awas KBGO!” dapat memanfaatkan akun Twitter SAFEnet safenetvoice untuk membuat lebih banyak utas thread tentang isu kekerasan berbasis gender online. Pesan yang disampaikan dapat berupa pembedahan kasus yang menyentuh emosi followers. Terlebih sampai dengan saat ini, SAFEnet dinilai sebagai satu-satunya organisasi yang memiliki kredibilitas untuk membicarakan tentang digital security di Indonesia. Pengikut dari akun Twitter SAFEnet pun dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, aktivis, hingga gur publik yang memiliki pengikut menemukan adanya potensi Twitter SAFEnet bisa meningkatkan partisipasi laki-laki dalam Kampanye “Awas KBGO!” Perlu diketahui, secara umum salah satu tantangan kampanye anti kekerasan berbasis gender terutama perempuan adalah kurangnya keterlibatan laki-laki. Twitter SAFEnet lebih banyak diikuti oleh pengguna laki-laki yakni 56%. Selain itu, dalam Twitter SAFEnet juga lebih banyak interaksi dengan laki-laki yaitu 62%. Oleh karena itu, hal ini patut menjadi pertimbangan bagi Tim Kampanye “Awas KBGO!” untuk mengoptimalkan penggunaan Twitter dalam menyampaikan pesan-pesan Kampanye “Awas KBGO!”Berdasarkan uraian yang telah peneliti jabarkan, peneliti menarik kesimpulan bahwa Tim Kampanye “Awas KBGO!” tetap harus mengoptimalkan penggunaan media sosial Twitter terutama akun utama SAFEnet safenetvoice untuk menyampaikan pesan-pesan kampanye. Beberapa kesimpulan yang peneliti elaborasi dari hasil analisis Keyhole Social Media Analytics adalah sebagai berikut Pertama, pengikut dan interaksi dalam akun Twitter safenetvoice didominanasi laki-laki. Dengan demikian, Kampanye “Awas KBGO!” dapat meningkatkan partisipasi laki-laki melalui Twitter. Kedua, Tim Kampanye “Awas KBGO!” harus lebih kreatif dalam mengemas pesan dalam bentuk teks untuk media sosial Twitter. Karakteristik Twitter adalah media sosial microblogging sehingga tim kampanye dapat membuat utas terkait Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO dan literasi keamanan digital. Perlu diingat bahwa fungsi gambar dan video adalah penunjang teks. Oleh karena itu, diharapkan tim kampanye “Awas KBGO!” dapat membuat pesan yang kreatif dan tidak menitikberatkan pada gambar dan video. Kekuatan dan Tantangan Penggunaan Daya Tarik Pesan Message Appeals dalam Kampanye “Awas KBGO!”Kampanye “Awas KBGO!” bertujuan untuk meningkatkan awareness publik tentang Kekerasan Berbasis Gender online KBGO. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu strategi pesan yang dilakukan adalah menggunakan message appeals daya tarik pesan yang terbagi menjadi dua yaitu reasoning appeals daya tarik alasan dan emotional appeals daya tarik emosional. Penggunaan beberapa taktik daya tarik pesan message appeals sebagai strategi pesan kampanye ini sesuai yang disebutkan oleh Smith 2013.Adapun penggunaan reasoning appeals daya tarik alasan diantaranya adalah dengan penggunaan data, analogi, dan simulasi. Kemudian, penggunaan emotional appeals daya tarik emosional dalam pesan kampanye “Awas KBGO!” menimbulkan dua perasaan yaitu positif dan negatif. Berdasarkan hasil analisis peneliti, ditemukan bahwa pesan kampanye yang menimbulkan perasaan negatif lebih dominan digunakan dibandingkan dengan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan positif. Perasaan negatif yang ditimbulkan didominasi oleh penggunaan pendekatan rasa takut fear appeals. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tim Kampanye “Awas KBGO!” yang ingin memberikan warning melalui kampanye ini. Akan tetapi, penggunaan message appeals yang didominasi dengan timbulnya perasaan negatif ini memiliki kekuatan dan tantangan. Peneliti mengelaborasi hasil penelitian dengan teori EPPM Extended Parallel Process Model yang diungkapkan oleh Witte 1993, 1996. Dampak dari fear appeals pendekatan rasa takut diantaranya adalah 1 Tidak ada respon, artinya target audiens beranggapan pesan kampanye tidak menakutkan. Dalam konteks kampanye “Awas KBGO!”, contohnya pesan Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 367mengenai hal-hal yang harus dilakukan apabila konten intim disebarkan tanpa persetujuan. Visualisasi gambar yang dipilih untuk pesan ini hanya perempuan dengan raut muka ketakutan. Gambaran visualisasi ini kurang bahaya dan tidak cukup kuat dibandingkan dengan hasil visualisasi chat tentang ancaman penyebaran dalam aplikasi pesan Tabel 5; 2 Kontrol bahaya, artinya target audiens merasa takut dengan pesan, kemudian ketakutan tersebut diiringi dengan tindakan nyata agar tidak menjadi korban. Contohnya adalah pesan tentang Hati-Hati Modus Kekerasan Berbasis Gender Online Berkedok Penelitian Tabel 5. Dalam pesan tersebut dijelaskan modus operandi hingga cara pencegahannya; 3 Kontrol ketakutan adalah kondisi ketika pesan persuasi membuat orang takut, tetapi ketakutan tersebut tidak diiringi dengan ekasi keinginan untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan kampanye. Contohnya adalah pesan yang menampilkan potret Kekerasan Berbasis Gender Online dengan bercerita. Target audiens bisa jadi takut tetapi belum dapat mengubah perilakunya karena merasa dirinya tidak akan menjadi korban Kekerasan Berbasis Gender Online. Target audiens mungkin saja masih dengan tidak sadar mengumbar data pribadinya di media sosial atau tidak berhati-hati ketika menggunakan aplikasi pesan-pesan kampanye “Awas KBGO!” selama ini adalah penjelasan yang berbasis data statistik dan fakta. Mengingat istilah “Kekerasan Berbasis Gender Online” sendiri merupakan sesuatu yang baru di fear appeals hanya efektif ketika disertai contoh kasus yang menyita perhatian dan sedang ramai diperbincangkan oleh publik di media sosial. Selebihnya, fear appeals menjadi tantangan karena membuat target audiens kampanye tidak nyaman dengan pesan yang disampaikan serta mendapat tanggapan defensif dari audiens khususnya laki-Gambar 3. Model Ideal Penggunaan Message Appeals dalam Strategi Pesan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender OnlineSumber Analisis Peneliti, 2020 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370368laki. Terlebih pesan-pesan kampanye “Awas KBGO!” sarat dengan kata-kata yang berkaitan dengan gender, kekerasan, dan keamanan digital. Tim “Awas KBGO!” mengakui bahwa isu yang mereka kampanyekan adalah isu sensitif sehingga penggunaan fear appeal justru perlu Kampanye Komunikasi dan Public Relations dari CPROCOM, Dr. Emilia Bassar menyarankan untuk memperbanyak pesan yang positif bahkan menghibur dengan cara yang lebih kreatif. “...Saya tuh mempelajari masalah itu tetapi saya mungkin pada kelompok yang lebih suka kalau kita campaign atau menyampaikan pesan lebih persuasif, informatif sudah pasti ya. Lebih persuasif dan ketika orang membacanya lebih nyaman. Tidak membuat orang jadi ikut marah, jadi ikut malah terprovokasi. Kalau saya lebih sukanya sih yang membuat orang jadi meningkat awareness-nya lalu lebih paham persoalannya. Kemudian kadang-kadang malah lebih menghibur karena ada orang lain yang turut mendukung kita, gitu ya. Dengan cara-cara yang lebih kreatif sehingga orang menjadi terhibur..”Emilia Bassar, 15 Agustus 2020Penggunaan message appeals yang ideal dalam strategi pesan kampanye anti kekerasan berbasis gender online peneliti ilustrasikan dalam Gambar 3. Sebelum menyusun strategi pesan kampanye, sebuah organisasi perlu untuk mereeksikan tentang nilai-nilai yang dianut oleh organisasi dan selalu mengacu pada pesan kunci kampanye. Tim “Awas KBGO!” SAFEnet memegang nilai untuk senantiasa berperspektif gender dan berpihak pada korban. Kemudian pesan kunci kampanye “Awas KBGO!” berkaitan dengan literasi keamanan digital dan KBGO. Tahapan selanjutnya adalah menentukan strategi pesan yang menggunakan daya tarik pesan message appeals. Dalam menggunakan daya tarik pesan, peneliti menemukan adanya potensi agar Tim Kampanye “Awas KBGO!” lebih banyak menggunakan daya tarik pesan yang menimbulkan emosi positif. Hal ini berbeda dengan temuan sebelumnya yang menyebutkan bahwa fear appeals efektif digunakan dalam kampanye yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu Avery & Park, 2018; Berto, 2015; Eriyanto & Zarkasi, 2017; Guttman, 2015; Hornik et al., 2016; Zhao et al., 2019. Kampanye “Awas KBGO!” adalah kampanye anti kekerasan. Kata kekerasan sendiri sudah menimbulkan kengerian. Membicarakan kekerasan tidak harus dinarasikan dan digambarkan dengan sesuatu yang tidak nyaman pula. Lebih baik, membuat narasi dengan memperbanyak contoh yang dekat dengan masyarakat melalui cerita storytelling dan menyentuh antara teknik storytelling yang berangkat dari contoh kasus nyata dan penggunaan daya tarik emosi positif narasi positif akan menghasilkan pesan yang humanize. Pesan kampanye dapat semakin efektif jika Tim Kampanye “Awas KBGO!” bisa memanusiakan pesan kampanye humanize message. Memanusiakan pesan kampanye ini bisa dilakukan dengan cara meramu pesan berbasis data yang terpercaya disertai angka statistik, bahasa yang mudah dimengerti, penggunaan analogi dan simulasi yang berperspektif gender, berinteraksi dan melibatkan target audiens, serta membangun narasi yang berempati pada korban. Memanusiakan Humanize pesan kampanye pada akhirnya akan lebih diingat karena menyentuh emosi dan menarik empati target audiens terhadap korban kekerasan berbasis gender merumuskan pesan yang humanize, perlu diingat bahwa kampanye anti kekerasan berbasis gender online memiliki sejumlah tantangan, diantaranya adaah 1 Cerita dari korban kekerasan berbasis gender online dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman; 2 Tanggapan defensif dari target audiens yang tidak setuju dengan isu kesetaraan gender, terutama audiens laki-laki; 3 Konteks yang kurang dekat dengan keseharian masyarakat. Tim kampanye harus menghindari bahasa yang eksklusif dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga dapat menjangkau target audiens yang lebih luas. Eny et al. Penggunaan Message Appeals ... 369SimpulanKampanye “Awas KBGO!” adalah sebuah kampanye sosial yang bertujuan untuk meningkatkan awareness publik tentang Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO. Taktik message appeals daya tarik pesan digunakan sebagai strategi pesan, yaitu reasoning appeals daya tarik alasan dan emotional appeals daya tarik emosional. Penggunaan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan negatif berupa fear appeals daya tarik ketakutan lebih dominan dibandingkan dengan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan pesan-pesan kampanye “Awas KBGO!” selama ini adalah penjelasan yang berbasis data statistik dan fakta. Mengingat istilah “Kekerasan Berbasis Gender Online” sendiri merupakan sesuatu yang baru di masyarakat. Penggunaan fear appeals hanya efektif ketika disertai contoh kasus yang menyita perhatian publik di media sosial. Fear appeals justru menjadi tantangan karena membuat target audiens kampanye tidak nyaman dengan pesan yang disampaikan serta mendapat tanggapan defensif dari audiens khususnya Divisi Digital At-Risks sebagai penyelenggara Kampanye “Awas KBGO!” perlu mengevaluasi pesan-pesan kampanye “Awas KBGO!”. Peneliti menyarankan agar memperbanyak pesan yang memanusiakan humanize dengan penggunaan narasi positif dan teknik storytelling yang berangkat dari kasus atau cerita korban KBGO sehingga menarik empati publik bukan hanya tentang strategi pesan dalam kampanye anti kekerasan terhadap gender selanjutnya diharapkan dapat memotret efektivitas pesan kampanye anti kekerasan berbasis gender online ini secara kuantitiatif dari kacamata target audiens. Ada potensi kampanye anti kekerasan berbasis gender online ini perlu menargetkan orang tua karena anak-anak rentan menjadi korban kekerasan siber. Diharapkan dapat memotret daya tarik pesan kampanye yang paling efektif untuk digunakan di Indonesia berdasarkan gender. Hal ini dikarenakan kampanye anti kekerasan berbasis gender online masih terkesan menyasar perempuan saja, padahal kampanye ini juga menyasar laki-laki dan ragam gender ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kebijkan baru mengenai humanize message appeals untuk kampanye anti kekerasan berbasis gender online merupakan alternatif taktik bagi perancang pesan kampanye sosial. Utamanya kampanye bertema kekerasan yang bertujuan untuk mengubah individu dan akhirnya membawa perubahan PustakaAvery, E. J., & Park, S. 2018. HPV vaccination campaign fear visuals An eye-tracking study exploring eî””ects of visual attention and type on message informative value, recall, and behavioral intentions. Public Relations Review, 443, 321–330. B., & Ashrianto, P. D. 2020. Implementasi Integrated Marketing Communications Vasektomi dalam Upaya Peningkatan Akseptor Kb Pria Lestari. Jurnal Ilmu Komunikasi, 173, 280. A. R. B. 2015. Pendekatan Rasa Takut Sebagai Strategi Pesan Persuasif dalam Iklan Keselamatan Jalan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Komunikasi Dan Informatika, 62, 69– J. W. 2007. Qualitative Inquiry & Research Design. In Sage Publications, Inc. & Zarkasi, I. 2017. Kampanye Bahaya Rokok dan Pendekatan Rasa Takut. Jurnal ASPIKOM, 32, 340– N. 2015. Persuasive Appeals in Road Safety Communication Campaigns Theoretical Frameworks and Practical Implications from The Analysis of a Decade of Road Safety Campaign Materials. Accident Analysis and Prevention, 84, 153–164. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 18 Nomor 3, December 2020, halaman 352-370370Hornik, J., Or, C., & Rachamim, M. 2016. Quantitative evaluation of persuasive appeals using comparative meta-analysis. Communication Review. N. 2015. Strategi Komunikasi Public Relations dan Citra Positif Organisasi Kasus Public Relations Rumah Sakit “X” di Jakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi, 133, 195– Perempuan. 2017. Lembar Fakta Catatan Tahunan CATAHU Komnas Perempuan Tahun 2017. Lembar Fakta Catatan Tahunan CATAHU Komnas Perempuan. 2020. Kekerasan meningkat Kebijakan penghapusan kekerasan seksual untuk membangun ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan. Catahu Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan, 1– APIK Jakarta. 2020. Siaran Pers Reeksi Hari Kartini, Perempuan dan Kerentanan Terhadap Kekerasan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Diakses pada November 4, 2020, dari M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook. Third Edition. In The SAGE Handbook of Applied Social Research J., Brien-milne, L. O., & Wandera, N. 2018. Technolog Y- Facilitated Gender- Ba Sed V Iolence International Center for Research on G., Pomering, A., & Johnson, L. W. 2014. Gender and message appeal Their inuence in a pro-environmental social advertising context. Journal of Social Marketing. D., & Fatonah, S. 2018. Literasi Media Digital di Lingkungan Ibu-Ibu Rumah Tangga di Yogyakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi, 161, 1. R. M. 2017. The dynamics of persuasion Communication and attitudes in the 21st century. In The Dynamics of Persuasion Communication and Attitudes in the Twenty-First Century. 2019. Memahami dan Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online Sebuah Panduan Vol. 2.Smith, R. D. 2013. Strategic Planning for Public Relations. In Strategic Planning for Public Relations. A. 2018. Manajemen Kampanye. Bandung Simbiosa Rekatama S. P. 2020. Rentan Ditipu, Kesadaran Keamanan Digital Masyarakat Indonesia Masih Rendah. Diakses December 30, 2020, dari K. 1993. Message and conceptual confounds in fear appeals The role of threat, fear, and eî”¶cacy. Southern Communication Journal. K. 1996. Fear as motivator, fear as inhibitor. In Handbook of Communication and Emotion. R. K. 2014. Case study research Design and methods 5th ed.. In Thousand Oaks, CA SAGE X., Roditis, M. L., & Alexander, T. N. 2019. Fear and Humor Appeals in “The Real Cost” Campaign Evidence of Potential Eî””ectiveness in Message Pretesting. American Journal of Preventive Medicine, 562, S31–S39. ... Penelitian yang dimaksud adalah penelitian Zhao, Roditis, & Alexander 2019 dengan judul "Kekuatan Daya Tarik Humor Dalam Kampanye "The Real Cost" Bukti Potensi Efektivitas Pada Pra-Tes Pesan. Selain itu, ada juga penelitian Ratnasari, Sumartias, & Romli 2020 yang berjudul "Penggunaan Message Appeals dalam Strategi Pesan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender Online." Venus 2019 mengemukakan aspek pesan terdiri atas 2 aspek, yaitu isi pesan dan struktur pesan. ...... Dibandingkan menampilkan pesan yang pure mengancam, tim kampanye PT KAI lebih memilih menunjukkan pesan lucu yang dipercaya akan langsung dipahami saat pertama kali membacanya Wawancara Humas KAI, 2022. Tidak hanya sekadar mengerti isi pesannya, kekuatan pesan lucu ialah mampu memicu emosi positif yang kuat yang cenderung akan lebih lama diingat karena memberi memori yang baik di pikiran Ratnasari et al., 2020. Tidak dapat dipungkiri, sedikit sentuhan daya tarik ketakutan yang bergaya ancaman berupa sanksi sekaligus kehilangan nyawa, maupun humor mampu meningkatkan persepsi risiko akan kecelakaan Zhao et al., 2019. ...Zahra Fuadah NelansariSri Surjani TjahjawatiPersuasive communication through the DisiplinPerlintasan social campaign is a strategy to raise motorists’s self-awareness to change their behavior into discipline in railroad crossings. This campaign is become the Sustainability Support Program for PT Kereta Api Indonesia Persero with the Directorate General of Transportation's program, "Roadmap To Zero Accident". This research aims to analyze the effectiveness of persuasive communication from designing campaign message, namely verbalization, visualization, illustratios, and five types of message appeals. The research method used is a quantitative method with descriptive statistical approach using persuasion communication effects which are interpreted through the analysis of the campaign messages content according to Onong U. Effendy and Antar Venus. Data collection techniques using a questionnaire research instrument. The result showed that the campaign message design strategy had a "high" level of effectiveness on cognitive, affective, and conative effects. Motorcyclists are affected by the persuasion effect of campaign which makes them understand the objectives of the campaign, feel empathy for the message, and motivated to change behavior that is in line with the purpose of the campaign. It was concluded that all indicators of messages content used became an effective element in creating campaign persuasion effects that build changes in the motorists’s behavior. Abstrak Komunikasi persuasi melalui kampanye sosial DisiplinPerlintasan merupakan strategi untuk membangkitkan kesadaran diri pengendara bermotor agar mengubah perilakunya menjadi disiplin di area perlintasan sebidang. Kampanye ini sebagai implementasi Program Pendukung Keberlanjutan PT Kereta Api Indonesia Persero yang sesuai dengan program Dirjen Perhubungan, “Roadmap To Zero Accident”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas komunikasi persuasi dari perancangan pesan kampanye yang meliputi indikator verbalisasi, visualisasi, ilustrasi, dan lima jenis imbauan pesan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif pendekatan statistik deskriptif menggunakan efek komunikasi persuasi yang diinterpretasikan melalui analisis isi pesan kampanye menurut Onong U. Effendy dan Antar Venus. Teknik pengumpulan data memanfaatkan instrumen penelitian angket/kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi perancangan pesan kampanye memiliki tingkat efektivitas “tinggi” terhadap efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif. Pengendara bermotor terpengaruh efek persuasi kampanye yang menjadikannya paham atas tujuan kampanye, merasa empati terhadap pesan, hingga membentuk perilaku yang sesuai dengan tujuan kampanye. Disimpulkan bahwa seluruh indikator isi pesan yang digunakan, menjadi unsur efektif dalam menciptakan efek komunikasi persuasi kampanye yang membangun perubahan perilaku pengendara bermotor.... Hasilnya menunjukkan bahwa meski banyak partisipasi dalam platform online, namun ketika masuk ke dalam gerakan offline, antusiasme tidak sebesar ketika berada dalam platform online Ratnasari, et al, 2021. Pada penelitian yang lain, Ratnasari, et al, 2020 melihat bagaimana kampanye "Awas KGBO!" justru gagal menyampaikan gagasannya dikarenakan didominasi oleh fear appeals daya tarik ketakutan. Pendekatan humanis dan menyasar ke orang tua justru menjadi cara yang lebih efektif untuk memberikan pesan anti kekerasan gender Ratnasari, et al, 2020. ...... Pada penelitian yang lain, Ratnasari, et al, 2020 melihat bagaimana kampanye "Awas KGBO!" justru gagal menyampaikan gagasannya dikarenakan didominasi oleh fear appeals daya tarik ketakutan. Pendekatan humanis dan menyasar ke orang tua justru menjadi cara yang lebih efektif untuk memberikan pesan anti kekerasan gender Ratnasari, et al, 2020. ...Rafif Pamenang ImawanKajian ini akan mengeksplorasi kekerasan berbasis gender dengan mengeksplorasi pengaturan data pribadi dan solusi dominasi patriarki dalam masalah media online. Dengan menggunakan tinjauan pustaka sistematis, tujuan dari penelitian ini adalah memberikan peta kompleksitas dalam masalah pemanfaatan media sosial online. Harapan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang masalah hakikat kekerasan berbasis gender online dengan memberikan peta permasalahan sosial di Indonesia. Selain itu, secara akademis, tulisan ini akan mengeksplorasi teori postmodernisme tentang gender, ruang media sosial dan online serta masalah pola pikir struktural terkait kekerasan berbasis gender. Dalam ranah yang lebih praktis, tulisan ini akan memberikan landasan dasar bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan terkait kekerasan berbasis gender secara online. === The COVID-19 forces people to isolate themselves to prevent the spread of the virus. COVID-19 increases the online activities of individuals to meet all their needs and obligations. Not only service-based applications that increased user activity, but also social media applications, which is Twitter. With the various features that Twitter offers, it not only makes it easier for individuals to communicate with people they know, but also opens up opportunities to interact with other users without any restrictions. Twitter allows its users to upload selfies and allows other users to comment on those selfies/uploads. In this research, authors analyzed sexually comments on dododid_ selfies during the 2020 period. Using Norman Fairclough's critical discourse analysis method, authors found 3 major discourses related to selfies of men with feminine gender expression, that are beautiful discourse = women, objectification discourse and stigma and stereotypes. Through this study the author also found that online-based gender violence can be experienced by anyone in various forms.... Hal tersebut didasari bahwa media sosial memiliki konten-konten komunikasi bersifat massal yang bertemu dalam satu media. Peran yang dimainkan dalam ekspresi sosial politik di jejaring media sosial cenderung memanfaatkan aplikasi seperti Facebook dan Twitter Velasquez & Rojas, 2017;Wibowo & Mirawati, 2013;Puspitasari, 2020;Ratnasari, Sumartias & Romli, 2020. ...Kaum Muda masih dinilai sebagai kelompok yang apatis di berbagai Negara termasuk di Indonesia. Situasi ini dikarenakan kurangnya ruang partisipatif yang mengakomodir kepentingan Kaum Muda. Kehadiran media sosial perlahan memberikan ruang partisipasi kreatif baru bagi Kaum Muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media sosial Twitter sebagai media partisipasi kreatif dan ekspresi politik Kaum Muda melawan korupsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sumber data berasal dari studi dokumen dan media sosial Twitter. Data dikumpulkan menggunakan fitur Ncapture for Nvivo. Analisis penelitian dilakukan dengan pengkodean data, analisis konten dan visualisasi data menggunakan Software analytics Nvivo 12 Plus. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa media sosial Twitter memiliki pengaruh pada minat kolektif Kaum Muda pada wacana politik khususnya masalah korupsi. Ekspresi Kaum Muda di Twitter dibuktikan dengan ide kreativitas seperti meme, capture, caption, quote, dan hastag. Kreativitas tersebut merupakan bentuk ekspresi politik yang sekaligus mampu memengaruhi dan memobilisasi pengguna media sosial lainnya untuk ikut terlibat pada minat kolektif bersama melawan korupsi. Substansi penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kebijakan dalam mengampanyekan isu-isu antikorupsi di Indonesia dengan memaksimalkan penggunaan media sosial Putra Pangestup>Sexual harassment and violence seems to be a taboo subject and its resolution has not been holistically understood in our society. The fame of the case that never stops surfacing in the public eye, forms a collective massive agitation to crush the naughty sexual paradigm. The author is interested in examining how the construction of movements and counter-narratives are formed in realizing fundamental freedom and understanding related to sexual harassment. The author uses a descriptive qualitative approach using secondary data from literature. The description of the study will be obtained through optimizing the formulation of the topic interpretation surrounding the issue of sexual harassment. The elaboration of interpretation and data that was carried out was then analyzed through Kuntowijoyo's Social Prophetic theoretical lines. This research concludes that the various forms of agitation that are exposed are exposures in building humanization and liberation values for all people in a fair and safe manner. The idea in the form of agitation is a form of invitation for all groups to be involved in efforts to uphold human rights, freedom and security in the public space. Perumahandi Cileungsi Menjadi Daya Tarik Tersendiri Perkambangan pembangunan sektor properti di wilayah Jabodetabek sangat pesat, salah satu wilayah yang perkembangannya tumbuh pesat yaitu BSD Tangerang, Setalah BSD kini timbul wilayah selanjutnya yang dinilai sangat potensial untuk dikembangkan yakni wilayah Cileungsi. ï»żIklan sebagai bentuk komunikasi banyak digunakan untuk mengubah sikap individu, baik itu dari segi kognitif, afektif, maupun konatif. Iklan digunakan, salah satunya oleh pemerintah, sebagai media komunikasi terhadap masyarakat untuk menekan angka stunting yang sudah menjadi isu nasional melalui iklan layanan masyarakat Cegah Stunting Itu Penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh daya tarik pesan, kualitas pesan, serta frekuensi penayangan iklan layanan masyarakat Cegah Stunting Itu Penting terhadap sikap khalayak, baik secara parsial maupun simultan. Penelitian dilakukan terhadap 100 responden berdomisili di Kota Tasikmalaya dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji T, serta uji F. Dari hasil uji dan analisis diperoleh hasil bahwa daya tarik pesan dan kualitas pesan berpengaruh secara signifikan terhadap sikap khalayak sebesar 23,04% dan 12,21% berturut-turut, sementara frekuensi penayangan tidak memberikan pengaruh secara signifikan dengan angka koefisien determinasi parsial -2,74%. Uji F menunjukkan ketiga variabel independen berpengaruh secara simultan terahadap sikap khalayak dengan koefisien determinasi sebesar 32,5%. Penelitian ini juga diharap dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah dalam memilih media komunikasi serta bagi pengiklan dalam membuat iklan layanan masyarakat ke depannya. Kata kunci daya tarik pesan, kualitas pesan, frekuensi penayangan, sikap khalayak ANALISISPENGARUH DAYA TARIK IKLAN, KUALITAS PESAN IKLAN, DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MIE SEDAP (Survei Pemirsa Iklan Mie Sedap Pada Mahasiswa Kost di sekitar UNDIP Tembalang, Semarang) oleh: SUFA, Faela , et al. Terbitan: (2012) Uploaded byIvan Nursyifa Hidayah 0% found this document useful 0 votes3K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes3K views8 pagesDaya Tarik PesanUploaded byIvan Nursyifa Hidayah Full descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

IklanNescafe : Versi Selamat pagi Dona, yang minum kopi bukan nescafe dan ampas kopi menempel di bibir Daya tarik moral : Pesan periklanan yang ditujukan pada perasaan sasaran mengenai apa yang "benar" atau pada tempatnya STRUKTUR PESAN 3 Hal utama dalam struktur pesan : Menarik kesimpulan sendiri atas pesan yang disampaikan atau

Informasi Dasar Jenis katalog Karya Ilmiah - Skripsi S1 - Reference Abstraksi Iklan series Marjan bermula pada tahun 2010 dengan menghadirkan cerita bersambung hingga tahun 2021. Iklan marjan kerap ditayangkan pada media Televisi maupun Youtube sebagai pengingat masyarakat bahwa bulan suci Ramadhan semakin dekat, serta tak lupa pada setiap iklan tersebut kerap menyisipkan nilai nilai kehidupan yang memiliki arti. Dari langkah tersebut peneliti tertarik ingin meneliti nilai – nilai pesan moral apakah yang ditampilkan dalam Iklan Marjan series periode 2010 – 2021 serta bagaimanakah daya tarik pesan iklan yang ditampilkan pada Iklan Marjan series periode 2010 – 2021. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode Analisis isi kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Hasilnya ditemukan bahwa sebanyak 12 video dari 12 video tersebut didominasi kepada unsur pesan moral kreatif dan bersahabat dengan total perolehan poin sebanyak 121 poin. Kemudian ditemukan hasil 23 poin yang mendominasi pada daya tarik pesan rasional. Tujuan pihak marjan menampilkan unsur pesan moral kreatif dan bersahabat pada setiap Iklan Marjan series periode 2010 – 2021 ialah sebagai bahan ajaran kepada audience agar selalu berkreatif dalam berkarya serta menjujung tinggi nilai persahabatan dalam kehidupan sehari – hari. Kemudian pada daya tarik rational, pihak marjan ingin memberikan informasi bahwa produknya dapat mendukung global warming dengan cara mendaur ulang produk – produknya sebagai bahan yang berguna bagi kehidupang sehari – hari serta pihak marjan ingin memberikan kedamaian serta kebersamaan saat menikmati sirup marjan. Kata Kunci Analisis isi kualitatif, iklan pesan moral, daya tarik pesan, Marjan Subjek Katalog Judul ANALISIS ISI PESAN MORAL DAN DAYA TARIK PESAN PADA IKLAN MARJAN BULAN RAMADHAN PERIODE 2010 - 2021 Sirkulasi Pengarang Nama BRILLIAN PUTRA FITRA ARIFAN Penerbit Nama Universitas Telkom, S1 Ilmu Komunikasi Ulasan Belum ada ulasan yang diberikan anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini Kembali Tuliskan3 judul iklan elektronik, pesan-pesan yang disampaikan serta daya tarik iklan tersebut - 11735450 Summiyatii Summiyatii 21.08.2017 B. Indonesia Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menuliskan tiga judul iklan elektronik beserta pesan yang disampaikan dan daya tariknya. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

JudulSkripsi : ANALISIS PENGARUH DAYA TARIK PESAN IKLAN, PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DAN DAYA TARIK PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KESADARAN MEREK INDOMARET (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Augusty Tae Ferdinand, MBA., DBA Semarang, Oktober 2012

4w59.
  • xig1v4445k.pages.dev/298
  • xig1v4445k.pages.dev/334
  • xig1v4445k.pages.dev/10
  • xig1v4445k.pages.dev/48
  • xig1v4445k.pages.dev/345
  • xig1v4445k.pages.dev/73
  • xig1v4445k.pages.dev/285
  • xig1v4445k.pages.dev/291
  • xig1v4445k.pages.dev/170
  • judul iklan pesan pesan daya tarik