Surabaya, NU Online Jatim Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan dikenal sebagai tokoh karismatik dan keramat yang mempunyai peran besar terhadap kehidupan umat manusia. Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU, KH Afifudin Dimyathi menjelaskan hal ini yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu dalam bidang agama, pesantren, dan negara. Pertama, dalam bidang agama, Syaikh Kholil sebagai rujukan ulama Indonesia bahkan dunia serta menjadi penghubung ulama Indonesia dan Haramain. Disebutkan bahwa Syaikh Kholil berhasil melahirkan ulama sekaligus pemimpin besar dengan beragam keahlian. Dilansir laman NU Online, di antara muridnya ialah Kiai M Hasyim Asy’ari yang terkenal di bidang hadits, Kiai Wahab Chasbullah dalam pergerakan politik dan negara, Kiai Bisri Syansuri di bidang fiqih, dan Kiai Romli di bidang tasawuf. "Inilah kelebihan Syaikh Kholil dalam keilmuan agama yang didistribusikan kepada para santrinya," kata Gus Awis, sapaan akrabnya, saat menjadi pemateri dalam seminar nasional bertajuk Sejarah Turots Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan’, Senin 07/06/2021. Gus Awis menyebutkan, Syaikh Kholil sosok yang sangat peduli terhadap penyebaran ilmu keagamaan. Hal ini ditunjukkan dari tulisan Syaikh Kholil di berbagai bidang seperti tauhid, fiqih, nahwu-shorof, tajwid, tafsir, dan akhlak. Kedua, dalam dunia pesantren. Gus Awis menyatakan jaringan pesantren di Nusantara sebagian besar intisab ikrar kepada pesantren Syaikhona Kholil. Tidak hanya itu, berkat Syaikh Kholil hingga kini pesantren mampu bertahan di segala zaman meskipun menghadapi berbagai tantangan. Gus Awis juga mengungkapkan kontribusi Syaikh Kholil dalam mengembangkan kurikulum pesantren. "Sebelum tahun 1888 masehi kurikulum pesantren tidak ada yang mencolok. Namun, setelah ada karya Syaikh Nawawi, Syaikh Khotib Syambas dan Syaikh Mahfud Termas yang dibawa dan diajarkan Syaikh Kholil ke Indonesia menjadi desain baru pada kurikulum pesantren," jelasnya. Dalam merekatkan pesantren dan tasawuf, Syaikh Kholil intisab ikrar kepada Syekh Khotib Syambas melalui baiat Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandi dan bisa diterima di berbagai pesantren. "Ini menandakan bahwa tasawuf menjadi amaliah yang bisa diterima," ujarnya. Ketiga, peranan Syaikh Kholil dalam kehidupan negara banyak melahirkan santri yang menjadi pejuang bahkan ditetapkan menjadi pahlawan. "Secara langsung kita tidak bisa melihat perjuangan Syaikh Kholil dalam kemerdekaan tahun 1945 karena ia wafat tahun 1925. Tetapi, kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nampak," ucap Gus Awis. Bukti otentiknya adalah tulisan tangan yang terekam dalam berbagai macam manuskrip Hubbul Wathan Minal Iman yang menunjukkan benang merah perjuangan Syaikh Nawawi Al Bantani saat mengecam penjajahan dan kolonialisme Indonesia kemudian dilanjutkan oleh Syaikhona Kholil. Syaikhona juga sangat memberi pengaruh kepada para muridnya termasuk ketika Soekarno dan Hos Tjokroaminoto datang ke kediaman Syaikh Kholil. Gus Awis mengisahkan, saat itu di hadapan Soekarno, Syaikh Kholil berkata bahwa Soekarno akan menjadi tokoh besar. "Ini menjadi mata rantai persambungan antara usaha Syaikh Kholil dalam mewujudkan kemerdekaan di negeri ini," pungkasnya.
Adaseorang nelayan sowan Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil. "Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah.
Jakarta - Tepat pada tanggal 27 Januari 1820 M, Abdul Latif seorang Kyai Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan , ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan. Pada hari itu, dia mendapat karunia dengan lahirnya seorang putra yang diberi nama Muhammad melantunkan adzan di telinga sang putra, KH. Abdul Latif berdoa, memohon kepada Allah SWT agar Muhammad Kholil kelak menjadi pemimpin umat. Allah mengabulkan doa KH. Abdul Latif. Muhammad Kholil yang kemudian terkenal dengan Syaikhona Kholil menjadi salah satu pemimpin besar umat Islam. Syekh Kholil al-Bangkalan berasal dari keluarga ulama, ayahnya, KH Abdul Latif, memiliki ikatan darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Latif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini merupakan anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman merupakan cucu dari Sunan Gunung Pendidikan Syaikhona KholilSejak kecil Muhammad Kholil dididik sangat ketat oleh sang ayah. Kebetulan juga Mbah Kholil di masa kecil sangat haus akan ilmu. Terutama yang berkaitan dengan ilmu Fiqh dan nahwu. Bahkan lebih istimewanya lagi ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Malik sejak usia Abdul Latif kemudian mengirim Mbah Kholil kecil untuk menimba ilmu yang lebih luas ke sejumlah pesantren. Awal pendidikan Mbah Kholil muda belajar kepada Kyai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban , Jawa Timur. Setelah menimba ilmu dari Langitan Mbah Kholil pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian Mbah Kholil melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren menimba ilmu di pondok pesantren ini, Mbah Kholil belajar dengan Kyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, berjarak 7 kilometer yang harus ditempuh dari Keboncandi. Saat melakukan perjalanan dari Keboncandi ke Sidogiri, Mbah Kholil selalu membaca Surat Kholil di masa muda memiliki keinginan untuk menimba ilmu ke Mekkah. Pada saat usianya mencapai 24 tahun, Mbah Kholil memutuskan untuk pergi ke Mekkah setelah menikah. Untuk ongkos melakukan perjalanan bisa ia tutupi dari hasil kerja kerasnya menabung saat masih menyantri di Banyuwangi. Selama melakukan pelayaran menuju Mekkah, konon, Mbah Kholil berpuasa. Hal ini disebabkan bukan karena untuk menghemat uang, namun tujuan ini agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar selamat sampai tujuan. Mbah kholilKaramah merupakan perkara yang sangat luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi. Dari sosok Mbah Kholil yang merupakan seorang Ulama Besar tentunya memiliki karamah Mbah Kholil dari berbagai sumber yang telah kami rangkum di Tertawa Keras saat SholatPada suatu hari, saat melakukan sholat berjamaah yang dipimpin oleh seorang Kyai Pondok Pesantren tempat Mbah Kholil muda menimba ilmu, ia tertawa cukup keras. Setelah selesai sholat kyai tersebut menegur Mbah Kholil atas tindakan yang ia lakukan memang dilarang dalam Islam. Syekh Kholil pun menjawab hal yang menyebabkan ia bisa tertawa keras. Ketika shalat berjamaah berlangsung ia melihat berkat makanan yang dibawa pulang sehabis kenduri di atas kepala sang kyai. Mendengar jawaban tersebut sang kiai pun sadar dan malu atas shalat yang Dapat Membelah DiriMbah Kholil memiliki kemampuan yaitu membelah diri. Ia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah terjadi peristiwa aneh di saat ia sedang mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Tiba-tiba baju dan sarung beliau Nampak basah bulan kemudian teka teki tersebut terjawab. Ada seorang nelayan sowan mendatangi Mbah Kholil. Dia mengucapkan terima kasih kepada Mbah Kholil karena sudah menolongnya di saat perahunya mengalami pecah di tengah Ditangkap lalu Dibebaskan oleh BelandaSyekh Kholil pernah ditangkap oleh Belanda karena dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat perlawanan terhadap kolonial di pondok pesantrennya. Pada saat ditangkapnya Syekh Kholil, terjadi hal aneh yang tidak bisa mereka mengerti. Seperti tidak bisa dikuncinya pintu penjara, sehingga membuat mereka harus berjaga penuh agar tahanan tidak melarikan diri. Banyak orang yang berdatangan untuk menjenguk Syekh Kholil dan memberi makanan, bahkan sampai banyak orang yang meminta ingin ikut ditahan bersamanya. Kejadian tersebut membuat pihak belanda untuk merelakan Syekh Kholil Menyembuhkan Orang SakitSyekh Kholil memiliki karamah yang sangat luar biasa. Dalam kisahnya diceritakan ada seorang keturunan China yang sedang mengalami sakit lumpuh, padahal sudah dibawa ke Jakarta, namun masih belum juga sembuh. Lalu ia mendapatkan informasi bahwa di Madura ada orang sakti yang bisa menyembuhkan penyakit. Setelah mengetahui itu semua mereka pergi menuju Madura yakni ke Mbah Kholil untuk melakukan perjalanan kira-kira jarak 20 meter dari rumah Mbah Kholil, tiba-tiba muncul Mbah Kholil dengan membawa pedang sambil berkata Melihat hal tersebut, kedua orang tersebut lari sangat kencang bahkan ia tidak sadar bahwa ia sedang sakit. Tanpa mereka sadari mereka sudah sembuh. Mereka sangat bersyukur atas karamah yang ia dapatkan dari Mbah Kholil. Setelah Mbah Kholil wafat bahkan mereka sering datang ke makam Mbah Kholil untuk berziarah. lus/erd
KisahIstighfar Mbah Kholil Bangkalan. Suatu hari Kyai Kholil kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Sang kyai bertanya kepada tamu yang pertama: "Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang, perbanyak baca istighfar," pesan kyai mantap. Kemudian kyai bertanya kepada tamu kedua: Mbah Kholil : "Sampeyan ada keperluan apa?" Tamu 2
Kompas TV cerita ramadan risalah Selasa, 12 April 2022 1316 WIB Syaikhona Cholil Bangkalan ulama dan Mahaguru dari pesantren dan ulama-ulama NU Sumber Kompas JAKARTA, – Sosok ini oleh para ulama di Jawa, khususnya kiai-kiai Nadhlatul Ulama NU, disebut Syaichona. Syaichona sendiri bermakna Mahaguru, orang yang dihormati sebagai gurunya para ulama. Panggilan ini tidak main-main lantaran sosok bernama lengkap Al-'Aalim Al-'Allaamah Asy-Syekh Al-Hajji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi asy-Syafi'I atau dengan nama kecil Muhammad Cholil, begitu dihormati. Keluasan ilmu dan pengaruhnya tidak hanya dihormati oleh Nahdliyin, tapi juga oleh ulama-ulama di seantero Indonesia karena luasnya ilmu yang ia miliki. Dikutip dari buku KH. M. Kholil Bangkalan Biografi Singkat 1835-1925 Garasi, 2010 yang ditulis Muhammad Rifa’I dikisahkan, selain guru dari para Ulama Nusantara, ia juga dianggap guru dari Bung Karno. Berdasarkan penuturan buku tersebut, Bung Karno meski tidak resmi sebagai murid Kiai Kholil, namun ketika sowan ke Bangkalan, Kiai Kholil memegang kepala Bung Karno dan meniup ubun-ubunnya. Hal ini bisa bermakna, Bung Karno menganggapnya sebagai guru dan restu untuk menjadi pemimpin. Baca Juga Syekh Yusuf Al-Makassari, Ulama, Sufi dan Pahlawan RI Peletak Dasar Islam di Afrika Selatan Masa Kecil, jejak Pesantren dan Murid-Muridnya Syekh Kholil Bangkalan Lahir lahir Bangkalan, Madura, 7 Januari 1820 dari pasangan KH Abdul Latif dan Syarifah Khadijah. Dari pasangan ulama itu pula, Cholil kecil mendapatkan ajaran agamanya. Ia punya silsilah dengan dengan ulama-ulama di tanah Jawa dan memiliki pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Sedari kecil, ia belajar dari para kiai dan pesantren di Pula Jawa. Ia belajar dari Kiai Muhammad Nur, kiai kharimastik asal Pesantren Langitan, Tuban. Lantas KH Kholil Bangkalan pindah ke beberapa pesantren hingga di usia 24 tahun, ia belajar ke Mekkah-Medinah ke beberapa ulama seperti Syekh Nawawi Al-bantani, Syaikh Mustafa bin Ahmad Al-Afifi Al-Makki di Mekkah dan sebagainya. Dikutip dari buku Jejak Pemikiran Pendidikan Ulama Nusantara Turots, 2021 dikisahkan, setelah pulang dari Makkah, ia tidak lantas mendirikan pesantren, tapi bekerja di kadipaten Bangkalan pada malam hari. Ketika berjaga itu, waktunya dipakai untuk membaca hingga akhirnya terdengar oleh Adipati Bangkalan waktu itu, Ludra Putih, yang kemudian mengangkatnya sebagai menantu. Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
R6sLn. xig1v4445k.pages.dev/117xig1v4445k.pages.dev/314xig1v4445k.pages.dev/303xig1v4445k.pages.dev/255xig1v4445k.pages.dev/180xig1v4445k.pages.dev/273xig1v4445k.pages.dev/143xig1v4445k.pages.dev/177xig1v4445k.pages.dev/54
pesan kyai kholil bangkalan